Tampang.com | Panduan Lengkap Membangun Rumah Tahan Gempa di Indonesia
Tanggal: 13 Mei 2025 22:41 wib.
Gempa dengan kekuatan magnitudo 6,2 yang mengguncang pantai selatan Kabupaten Aceh Barat Daya pada Minggu (11/5/2025) memberikan peringatan penting bagi kita semua. Walaupun gempa tersebut akhirnya dimutakhirkan menjadi 5,9, dampaknya cukup terasa, dengan tiga rumah mengalami kerusakan ringan. Kerusakan ini terjadi di Desa Kuta Baro dan Desa Simpang Tiga, Kecamatan Sawang, serta Kecamatan Kluet Tengah.
Indonesia, yang terletak di kawasan cincin api Pasifik, merupakan negara yang rawan gempa. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan para profesional konstruksi untuk memahami cara membangun rumah yang tahan gempa, guna mengurangi risiko kerusakan dan korban jiwa. Berikut adalah panduan lengkap mengenai bahan bangunan dan struktur yang perlu diperhatikan dalam membangun rumah tahan gempa.
1. Bahan Bangunan yang Tepat
Bahan bangunan yang digunakan dalam konstruksi rumah tahan gempa harus berkualitas dan diolah dengan benar. Beberapa bahan yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Beton
Beton yang digunakan harus memiliki campuran yang tepat. Idealnya, campuran beton terdiri dari semen, pasir, kerikil, dan air dengan perbandingan yang sudah terstandarisasi. Semen yang digunakan haruslah semen tipe 1 yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Ukuran kerikil yang digunakan maksimal 20 mm dan gradasinya harus baik.
b. Mortar
Mortar adalah campuran semen, pasir, dan air yang digunakan untuk mengikat elemen struktur. Pasir yang digunakan harus bebas dari lumpur agar ikatan dengan semen lebih kuat.
c. Batu Fondasi
Batu fondasi yang baik adalah batu kali atau batu gunung yang keras dan memiliki banyak sudut, karena dapat meningkatkan kekuatan ikatan dengan mortar.
d. Batu Bata
Batu bata yang digunakan harus memiliki bagian tepi yang lurus, tidak banyak retak, dan tidak mudah patah. Sebelum dipasang, batu bata sebaiknya direndam dalam air selama 5-10 menit untuk memastikan daya serap airnya optimal.
e. Kayu
Kayu yang digunakan untuk konstruksi haruslah berkualitas baik, keras, kering, tidak retak, dan lurus. Kayu berkualitas tinggi akan memberikan daya tahan yang lebih lama terhadap guncangan gempa.
2. Struktur Utama Rumah Tahan Gempa
Konstruksi struktur utama rumah harus diperhatikan dengan cermat agar rumah dapat bertahan dari guncangan gempa. Struktur utama rumah tinggal terdiri dari beberapa elemen berikut:
a. Fondasi
Fondasi yang baik di tanah keras harus memiliki ukuran yang tepat. Ukuran fondasi untuk tanah keras meliputi lebar bawah fondasi ≥ 60 cm, tinggi fondasi minimal 60 cm, dan lebar atas fondasi minimal 30 cm.
b. Balok Pengikat/Sloof
Balok pengikat memiliki ukuran 15x20 cm dengan tulangan utama berdiameter 10 mm. Struktur ini berfungsi untuk mengikat bagian atas fondasi dan kolom agar lebih kokoh.
c. Kolom
Kolom yang digunakan dalam rumah tahan gempa harus memiliki ukuran 15x15 cm dengan tulangan utama berdiameter 10 mm. Kolom ini akan menahan beban vertikal dari bangunan.
d. Balok Keliling/Ring
Balok keliling memiliki ukuran 12x15 cm dengan tulangan baja yang sangat penting untuk menopang atap dan dinding.
e. Struktur Atap
Atap rumah juga harus dirancang untuk menahan beban guncangan gempa. Kuda-kuda kayu yang digunakan harus kokoh, sementara untuk atap berbahan beton, bingkai gunung-gunung atau ampig terbuat dari beton bertulang dengan ukuran yang sesuai.
3. Hubungan Antar Elemen Struktur
Kekuatan rumah tahan gempa tidak hanya ditentukan oleh bahan dan ukuran elemen struktur, tetapi juga oleh hubungan antar elemen tersebut. Berikut adalah cara penghubungan elemen-elemen struktur:
a. Hubungan Pondasi dan Balok Pengikat
Pondasi dan balok pengikat harus dihubungkan dengan angkur besi yang ditanam dalam pondasi dengan jarak 1 meter.
b. Hubungan Balok Pengikat dan Kolom
Balok pengikat dan kolom harus dihubungkan dengan cara membengkokkan tulangan kolom ke dalam balok pengikat dengan panjang lewatan minimal 40 cm.
c. Hubungan Kolom dan Dinding
Kolom dan dinding harus dihubungkan dengan angkur setiap 6 lapis bata untuk menjaga kekokohan bangunan.
4. Pengecoran Beton yang Tepat
Pengecoran beton merupakan tahap yang krusial dalam pembangunan rumah tahan gempa. Proses pengecoran kolom dan balok harus dilakukan dengan hati-hati, dengan memastikan cetakan/bekisting rapat dan kuat. Pengecoran dilakukan secara bertahap untuk memastikan hasil yang optimal.
5. Inovasi Rumah Tahan Gempa: Metode RISHA
Selain menggunakan metode konvensional, pemerintah juga merekomendasikan inovasi seperti metode RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) yang menggunakan bahan prefab (pracetak). Metode ini lebih cepat, hemat biaya, dan memiliki daya tahan gempa yang baik.
Dengan mengikuti panduan ini, diharapkan masyarakat Indonesia dapat membangun rumah yang tidak hanya tahan terhadap gempa, tetapi juga aman untuk ditempati. Penerapan prinsip-prinsip konstruksi yang tepat akan mengurangi kerusakan dan meminimalkan risiko korban jiwa saat terjadi gempa bumi.